Kamis, 24 Maret 2011

SUARA RAKYAT

"Pendidikan adalah masa depan bangsa". Kita seringkali mendengar ini dari pemerintah maupun pejabat di pusat-pusat pendidikan. Tetapi nyatanya bagaimana? Di negara ini pemerintah masih hanya membagi kurang dari 10% dari anggaran negara untuk pendidikan. Tetapi, kita beruntung karena, walapun anggarannya sangat sedikit tidak ada korupsi di bidang pendidikan - atau ada juga? Memang kalau ada koruptor di bidang pendidikan mereka berarti adalah kriminal yang paling jahat karena mereka tidak hanya mencuri harapan kita zaman kini tetapi juga mencuri masa depan bangsa. Malaysia membagi 25% dari anggaran negara untuk pendidikan, dan Thailand lebih banyak lagi.
Zaman dulu saya sudah sering mengikuti kegiatan proyek untuk meningkatakan mutu pendidikan di lapangan. Kelihatannya penataran untuk meningkatkan kemampuan guru dulu biasnya hanya percuma karena gurunya sering tidak didukung oleh sistem managemen sekolah dan keadaan kesejahteran di lapangan (hanya menjadi kegiatan DatangDudukDiamDuit-D4). Guru di kota besar, di luar kelas masih terpaksa menggunakan waktu yang seharusnya dibagi untuk persiapan bahan pengajar untuk mencari makan. Mereka juga harus membatasi pengeluaran tenaga di siang hari supaya masih dapat bekerja malam - tenaga dan semangat mengajar siang berati juga berkurang (soal ini sering diakui kepada saya).
Zaman sekarang ada paradigma baru dan banyak sekolah sudah mulai menjalankan sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Pelajaran Kontekstual (PAKEM) secara mandiri, atau oleh bantuan dari Pemerintah Daerah, atau dari bantuan Proyek seperti MBE Project.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar