Senin, 30 Mei 2011

PMBC Penajam Paser Utara, Berambisi Gelar Event Sepeda Nasional

Penajam Paser Utara Mountain Bike Community (PMBC), merupakan tempat berkumpulnya orang yang menyukai olahraga sepeda gunung di Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam. Mereka yang mayoritas terdiri dari anak muda berjiwa petualang ini sering menempuh jalur atau rute yang sulit dan menantang.
PMBC sampai saat iniberanggotakan50 orangdipimpinHM Nasir, dan dibina Alimuddin,Kabag Kesra Setkab Penajam Paser Utara. Mereka mengajak wargabergabung dan terus meng-gowes– istilah bersepeda. “Selain kita sehat masih banyak manfaat yang diperoleh dari bersepeda yang salah satunya kita bisa menambah teman dan koneksi,” kata Nasir,bapak dari dua anak laki-laki itu.
Dari pengalamannya sebanyaktiga kali mengikuti gelaran eventsepeda  sampai di luar Kaltim, masing-masingdua kali mengikuti eventsepeda di Kota Balikpapan dan satu kali eventJambore Sepeda Nasional di BanjarBaru,Kalsel.Sekira Juni nanti, kembali akan mengikuti event yang sama di Samarinda atau Tenggarong. “PMBC berkeinginan untuk mengadakan kegiatan atau eventsepeda nasional di daerah ini,” kata Nasir. 
“Kami cukup banyak belajar dari eventyang sudah diikuti, dandari situ kita bisa mengevaluasi kekurangan dan kelebihan penyelenggaraan eventsepeda.Beberapa pihak telah mendukung rencana ini, sisa bagaimana menyusun perencanaan yang matang  sehingga dapat terlaksana. Rekan dari daerah lain sangat memotivasi kami untuk bisa juga diselenggarakan di Penajamdan mereka bersedia hadir,” tambahnya.
Ilman,rekan Nasir di PMBC menuturkan,eventsepeda nasional bukan hal mustahil untuk diselenggrakan di Penajam,melihat jalur atau trek yang dimiliki daerah ini sangat bagus dan tidak kalah dengan daerah-daerah lain yang pernah menyelengarakan event.  “Kami sangat berambisi ini bisa terlaksana,karena kami sudah mempunyai jalur trek yang selama ini kami tempuh,dan kami yakin ini bagus dan menjadi peluang kami terutama untuk bisa menyelenggarakan hal yang sama dan memperkenalkan potensi daerah,” ujar Ilman.
Dalam eventsepeda nanti,PMBC akan menawarkan jalur trek salah satunya jalur pantai. Ruteini jadi andalan karena akan dilewatkan di seputaran jalur Pantai TanjungJumlaiyang juga merupakan objek wisata. “Kami sangat membutuhkan dukungan  dari semua pihak agar kegiatan ini bisa terlaksana.Untuk waktunyakami belum bisa memastikan,  mudahan tahun ini bisa terlaksana.Besar harapan kami ini agar eventsepeda nasional ini bisa terselenggara..

Sabtu, 21 Mei 2011

Dilikiuidasi Jadi SMK

PENAJAM - Hingga 2014 nanti, Penajam Paser Utara siap menjadi kota vokasi atau pendidikan yang berbasis kejuruan. Tanda-tanda ke arah sudah terlihat. Sekolah kejuruan terus bermunculan, baik negeri maupun swasta, dengan beragam jurusan keahlian. Ada teknik komputer, teknik mesin, teknik otomotif, tata boga, wirausaha, bahasa Inggris, hingga akuntansi.  
Memang saat ini jumlah sekolah umum lebih banyak. Dari 21 sekolah, baru 8 yang berkurikulum SMK, dimana 2 diantaranya merupakan konversi dari SMA. Sisanya adalah SMA dan Madrasah Aliyah. Tapi meihat tren selama 3 tahun terakhir, tampaknya minat siswa mulai bergeser ke SMK. Hal itu terbaca dari beberapa SMA/MA yang tak “berpenghuni”.
Misalnya SMA Negeri 7, tahun ini hanya meluluskan 13 siswa yang tersisa. Karena saat penerimaan siswa baru 2 tahun lalu, sama sekali tak ada pendaftar. Tapi ketika Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) mengganti statusnya menjadi SMK 5, siswanya kini tumbuh jadi 80 orang. Dan tahun ini diprediksi akan bertambah. Hal yang sama juga terjadi di SMA Muhammadiyah Babulu.
“Semua terjadi secara alamiah. Artinya orangtua siswa sekarang lebih tertarik menyekolahkan anaknya ke SMK. Mungkin pertimbangannya, setelah lulus mudah dapat kerja,” terang Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdikpora PPU Joko DF.
Kebijakan lain yang dilakukan Disdikpora untuk mengejar target kota vokasi, yakni setiap siswa yang masuk ke SMA diwajibkan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi jika lulus nanti. Kalau tidak ada jaminan dari orangtua, maka anaknya diminta untuk menempuh pendidikan ke SMK. Meski tak menutup kemungkina, lulusan SMK juga bisa meneruskan kuliah.
Pertimbangannya, kalau siswa hanya berbekal ijazah SMA, kecil kemungkinan bisa terserap di pasar kerja, karena tidak dibekali keterampilan yang cukup.  Maka daripada akhirnya hanya jadi pengangguran, lebih baik belajar di SMK. “Setidaknya kalau mau kerja atau buka usaha setelah lulus, sudah punya skill,” jelas Joko.
Tujuan lain dari kebijakan yang akan diterapkan tahun ini, lanjut Joko, nantinya keberadaan SMA dipersiapkan untuk mencetak sumber daya berkualitas. Setidaknya dari sisi keilmuan lebih sempurna. “Konsekuensinya, jumlah SMA bakal tergerus. Tapi tidak masalah, tujuan akhir kita memang ingin memperbanyak SMK. Sehingga pada tahun 2014 nanti, komposisinya menjadi 60 persen SMK, dan 40 persen SMA.

Selasa, 10 Mei 2011

SMK 2 PPU Juara Lomba IT Software Application, Kalahkan Siswa Terbaik Se-Kaltim

PENAJAM - Dunia pendidikan di Penajam Paser Utara seperti tak pernah sepi dari prestasi. Penghargaan demi penghargaan terus diraih, baik berskala lokal, nasional, maupun internasional. Terbaru, duta-duta dari  SMKN 2 mampu menyabet juara I pada lomba keterampilan siswa tingkat provinsi untuk bidang IT software application. Sementara beberapa bidang teknologi lainnya, meraih tempat kedua dan ketiga.
Keberhasilan ini mengulang sukses tahun lalu, dimana pada kompetisi serupa, satu siswanya dinobatkan sebagai juara pertama untuk bidang IT Networking Support.
Ajang yang digelar di Politeknik Negeri Samarinda, 2-5 Mei lalu, SMKN 2 mengirim 6 siswa terbaiknya, masing-masing Joko Warsito (IT software application), Periyaldi (IT networking support), M Herdiyanto (web design), Suhaidi (animasi), Alimatussaleha (design graphic technology), dan M Syarifuddin (electrical installation).
”Alhamdulillah Joko dapat juara I, dan akan mewakili Kaltim pada lomba yang sama tingkat nasional, 16-21 Mei ini di Jakarta. Periyaldi juara 2, dan Herdiyanto dapat juara 3,” terang Kepala SMKN 2 PPU Drs Kuswari MPd.
Tentu prestasi ini menjadi kebanggaan sekolah karena mampu mengharumkan nama daerah. Meski baru berdiri 5 tahun lalu, sekolah yang berlokasi di Nipahnipah ini mampu bersaing dengan SMK unggulan lain di Kaltim yang lebih dulu eksis. “Mohon dukungan agar siswa kami bisa memberi yang terbaik,” pinta Kuswari.
Menurut Kuswari, semua siswa yang dikirim pada lomba tadi terpilih berdasarkan proses seleksi yang ketat. Artinya pihak sekolah tak asal tunjuk. Diantara siswa saling bersaing untuk jadi yang terbaik. “Joko (Warsito) misalnya, memang gemar utak atik komputer, dan memang punya kemampuan aplikasi. Wajar kalau akhirnya ajuara,” kata Kuswari.
Kini, agenda kejuaraan akademik lain sudah menunggu SMK 2. Terdekat adalah  lomba refrigation tingkat Kaltim yang diwakili Rahman Effendi, siswa jurusan teknik pendingin. Sementara kelompok nonteknologi adalah lomba debat bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan kewirausahaan.  “Insya Allah digelar Agustus atau September nanti,” kata Kuswari yang juga pernah menjabat Wakil Kepala SMKN2 Balikpapan ini.
Untuk diketahui, SMKN 2 PPU memiliki 527 siswa yang tersebar di 7 jurusan keahlian, masing-masing teknik pendingin, teknik komputer jaringan, teknik audio video, teknik multimedia, teknik pengelasan, teknik listrik instalasi, dan teknik tata boga

Jumat, 29 April 2011

Kesejahteraan anggota DPR apakah menjamin kinerjanya?

PENAJAM -Layanan pendidikan, kesehatan dan masalah infrastruktur jalan masih menjadi sorotan masyarakat terkait pembangunan di Penajam Paser Utara (PPU).
Tiga masalah tadi selalu dikeluhkan warga saat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PPU melakukan reses ke konstituen masing-masing pada 26 hingga 30 April 2011.
Anggota komisi II DPRD PPU Anwar Sanusi mengatakan, ia kebanjiran keluhan mengenai tiga masalah tersebut saat menampung aspirasi masyarakat di Dapil Waru-Sepaku, Rabu (27/4) malam. Menurut Anwar, pihaknya akan menampung semua keluhan warga dari daerah pemilihannya untuk disuarakan dalam rapat-rapat internal di DPRD.
“Kami bisa menyerap aspirasi masyarakat ya dari reses ini. Semoga, nanti dengan banyaknya informasi dan laporan warga bisa kami tindak lanjuti di DPRD,” tegasnya.
Secara umum, kata politisi Partai Patriot itu, aspirasi yang disampaikan masyarakat sejauh ini masih berkutat seputar infrastruktur. Diantaranya jalan yang tak tersentuh perbaikan, hingga sarana pendidikan yang ukup jauh dari jangkauan warga,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kabupaten PPU Ahmad Usman mengatakan, kegiatan reses para anggota DPRD dilakukan 26 hingga 30 April 2011. Dikatakannya, 25 anggota DPRD akan turun ke tengah masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing.
Menurut mantan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan itu, kegiatan reses tersebut  untuk menyosialisasikan APBD 2011 yang telah dilaksanakan pemerintah dan telah mendapatkan persetujuan dari DPRD. Termasuk program rencana, hingga program yang telah dilaksanakan Pemerintah PPU.
Usman menambahkan, dalam melakukan kegiatan reses, setiap anggota DPRD mendapat anggaran sekitar Rp 13 juta. Dana tersebut untuk biaya pelaksanaan reses, diantaranya  biaya alat tulis kantor, sewa tempat dan kursi, konsumsi serta biaya percetakan. “Terkait penggunaan dana tersebut, wajib dilaporkan satu minggu setelah usai masa reses,” terangnya

Asusila, Tanggung jawab siapa????

PENAJAM – Kasus asusila yang terjadi di wilayah Penajam Paser Utara cukup tinggi.  Betapa tidak, dalam 4 bulan terakhir saja, unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres PPU sudah memproses sedikitnya 5 kasus pecabulan.  Bahkan, yang paling miris, ada korban yang baru berumur 3 tahun. Dan sebagian besar, pelaku adalah orang dekat.
Kapolres PPU AKBP Widaryanto didampingi Kasatreskrim AKP Dandy Ario Yustiawan mengatakan, hingga saat ini masih belum ada yang masuk dalam tahap II atau penuntutan. “Masih dalam penyidikan semua. Belum ada berkas yang dilimpahkan,” kata Dandy ditemui di ruangannya kemarin.
Memang, untuk kasus pencabulan, pihaknya tak bisa berbuat banyak jika tak ada laporan dari masyarakat. “Jumlah itu, (5 kasus, Red.) yang dilaporkan ke Polisi lho ya. Saya tak tahu berapa banyak yang tak lapor,” tegasnya.
Dandy mengatakan, saat ini yang menjadi perhatian adalah peran serta dari keluarga untuk terus mengawasi anggota keluarganya. “Intinya harus terus diawasi. Kalau punya anak cewek, keluarga harus tahu dengan siapa ia bergaul. Jangan sampai orang tua tak tahu apa-apa dengan lingkungan anaknya,” tegasnya.
Kasus tindakan asusila memang tak selamanya masuk dalam jalur hukum. Terbukti, hingga saat ini, satuan penegak Peraturan Daerah (Perda), Satpol PP PPU telah mendata sedikitnya 6 pasangan mesum terjaring razia.
“Kami hanya bisa mendata dan meminta para pasangan itu untuk membuat surat pernyataan tak mengulangi perbuatan mereka lagi,” kata Kepala Satpol PP PPU Alimuddin didampingi Kasubag Tata Usaha Satpol PP Ainie, saat ditemui di ruangannya, kemarin. 
Dibeberkan Ainie, yang terbaru, Satpol PP menjaring sepasang muda-mudi melakukan “aksi panas” di pinggir Jl Provinsi Km 12 Lawelawe, Rabu (27/9) malam.  “Mereka kami tangkap dengan barang bukti celana dalam. Anggota kami mengamankan mereka sesaat setelah melakukan hal tersebut,” katanya.
Dibeberkannya, pasangan yang diamankan berinisial BU  (24), warga Gang Baruah Waru dan teman kencannya NS (18) warga RT 14 Petung. “Untuk pemeriksaan kami menginapkan mereka di sel kantor Satpol PP sebelum ada penjemputan dari pihak keluarga,” katanya.
Selama 4 bulan terakhir, kata Ainie, Satpol PP sudah menjaring 6 pasangan yang tertangkap basah berduaan dalam suatu tempat tanpa adanya ikatan pernikahan. “Biasannya kami amankan yang sedang menginap di hotel, dan juga di tempat-tempat yang sepi,” beber Ainie yang menambahkan Satpol PP melakukan penangkapan dengan dasar Perda No 17 Tahun 2009 tentang Ketertiban Umum

Kamis, 28 April 2011

TANJUNG JUMLAI LOKASI MESUM

PENAJAM -Tiga pasangan remaja tertangkap basah sedang bermesraan di tempat terbuka di kawasan objek wisata Pantai Tanjung Jumlai, Penajam, Penajam Paser Utara. Ketiga pasangan yang tengah dimabuk asmara itu tertangkap oleh razia yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) baru-baru ini.
Kepala Seksi Pengendalian Operasional (Kasi Dal Ops) Pol PP Ady Irawan, kemarin, mengatakan keenam remaja tersebut melanggar Peraturan Daerah (Perda)  Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 17 Tahun 2009 tentang Ketertiban Umum.
“Karena itu, siapapun yang kedapatan bermesraan di tempat umum pasangan yang bukan muhrim maka kami segera menindak mereka dan akan diproses sesuai hukum yang berlaku di daerah ini,” tegas  Ady Irawan.
Keenam  remaja tersebut masing-masing berinisial RE (warga Desa Girimukti RT 21 Penajam), bersama pasangannya Nr (warga Kelurahan Riko, Sepaku). Kemudian, pasangan Tim (warga Babulu Darat RT 01) dan Sy (warga Balikpapan Utara). Serta pasangan NH (warga  Longkali RT 02 Paser)  dengan FR yang juga tinggal di Long Kali.
Ady mengatakan, setelah selesai dilakukan pemeriksaan, keenam remaja pelaku pelanggaran ini berjanji tidak mengulangi perbuatannya lagi dan dibebaskan dengan dijemput orang tua mereka masing-masing.
Sementara pada kegiatan yang sama, Satpol PP juga melakukan pemantauan ke sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan instansi-instansi pemerintahan, dan telah mencatat  sebanyak 170 pegawai, yang sebagian di antaranya terdapat pegawai honor dinyatakan tidak ikut apel pagi.
Dikatakan, apel pagi di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara merupakan bagian dari peraturan bupati (perbup) yang mengharuskan setiap pegawai mengikuti apel pagi dan sore. Bagi pegawai yang tidak ikut apel dikenakan sanksi telah melanggar disiplin pegawai dilingkungan pemerintah daerah.

Minggu, 24 April 2011

Menikah, 8 siswa tak ikut UN

SEBANYAK 14 orang dari 1.385 siswa SMA/SMK tidak mengikuti  Ujian Nasional (UN) dengan berbagai alasan. Jumlah itu, 8 diantaranya mengundurkan diri karena alasan menikah, 1 orang meninggal dunia, dan 1 orang tersangkut perkara hokum. Sementara 4 lainnya tanpa alasan yang jelas.
“Kami sudah telusuri apa penyebabnya sehingga ada beberapa siswa yang sudah terdaftar sebegai peserta, tapi tidak mengikuti UN. Ternyata kita temukan alasan yang berbeda-beda, termasuk delapan siswa menikah menjelang UN,” kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah SMA/SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Penajam Paser Utara Joko, kemarin.
Mengenai pelaksanan UN tahun ini, Joko menambahkan, target kelulusan UN yang digelar 18 hingga 21 April lalu adalah 100 persen. ”Kita sangat optimistis angka kelulusan kita memenuhi target 100 persen, karena sebelum masuk pelaksnaan UN berbagai persiapan dilakukan, demi mengejar target kelulusan tadi,” ucap Joko.
Ia berharap target tersebut dapat tercapai. Namun meski berbagai persiapan sudah dilakukan, dirinya juga mengharapkan kepada peserta UN agar senantiasa berdoa, karena doa juga merupakan modal utama. ”Dengan pelaksanaan UN yang berjalan dengan baik tersebut, kita harapkan tetap berdoa untuk meraih hasil yang baik.
Untuk pengumuman hasil UN tingkat SMA/MA/SMK dilaksanakan pada 16 Mei mendatang. “Kami harap tanggal 16 Mei yang merupakan rencana pengumuman hasil UN tingkat menengah bisa mendapatkan hasil sesuai target kelulusan,” katanya.

Minggu, 10 April 2011

Pertaruhan Moral bangsa......Siapa yang bertanggung jawab????

PENAJAM - Jika sebelumnya di Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU), ada kejadian “Pakde Cabul”, yang tega menggarap keponakannya sendiri yang berumur 16 tahun, kasus serupa terjadi lagi di Kecamatan Sepaku, Jumat, (25/3), sekira pukul 13.00 Wita.
Kejadian pencabulan kali ini, lebih miris, karena korban masih balita, (sebut saja Bulan, Red.) yang berumur 4 tahun. Pelakunya, paman Bulan berinisial STN (17) yang notabene adik ibu Bulan. Parahnya lagi, tersangka selama ini tinggal serumah di Desa Bukit Raya Sepaku, dan makan dari hasil keringat orangtua korban.
“Ini kejadian yang ke-5 di PPU sejak awal tahun. Dan yang kedua antara paman dengan keponakan,” kata Kapolres PPU AKBP Widaryanto melalui Kasatreskrim AKP Dandi Ariyo Yustiawan kemarin (8/4).
Dikatakan Dandi, kasus pencabulan ini ditangani polisi saat YLT, ayah Bunga, melaporkan pencabulan oleh STN, Sabtu (26/3), selang sehari setelah kejadian sekira pukul 10.00 Wita ke Polsek Sepaku.
Mendapat laporan, petugas langsung bergerak dan menggelandang STN dan melakukan pemeriksaan.  Saat ini, tersangka dititipkan di jeruji sel Mapolres PPU. “Ayah korban memergoki STN sedang menggagahi anaknya. Dan langsung menarik korban untuk diamankan dari tersangka,” kata Dandi.
Kronologis kejadian, jelas Dandi, pencabulan terjadi saat tersangka bersama keluarga Bulan di sawah yang saat itu sedang musim panen. STN tak membantu panen dan pergi memancing ikan di sawah sekira 100 meter dari pondok tempat bermain korban. “Karena orangtuanya sedang sibuk memanen, korban bosan dan pergi menghampiri pamannya yang saat itu sedang memancing,” kata Dandi.
Entah setan apa yang merasuki, STN tega menggauli keponakannya sendiri. “Tersangka melakukan pencabulan di pematang sawah. Korban dibujuk akan diberi uang Rp 10 ribu jika mau buka celana dan tak bilang kepada siapa-siapa,” jelasnya.
Saat STN menggagahi korban, muncul YLT dan langsung menarik adik iparnya dan langsung membawa korban menjauh dari STN. Kejadian kelam yang dialami Bulan, rupanya langsung berdampak pada psikologisnya. Bahkan, petugas penyidik dari unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres PPU sempat kesulitan saat melakukan pemeriksaan. Setelah kejadian tersebut, Bulan minder bergaul dengan teman sebayanya. Bahkan takut jika melihat orang asing hingga hanya mengurung diri di rumah.
“Kami membutuhkan waktu sejam lebih untuk menanyai korban. Korban takut saat melihat orang-orang baru dan bahkan petugas diusir karena masih trauma,” kata petugas penyidik dari Satreskrim Polres PPU....

Sabtu, 26 Maret 2011

Dari JEMBER mengemis, ditangkap SAPOL PP

PENAJAM-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara kembali mengamankan pengemis yang masih beroperasi di daerah ini, terutama beroperasi pada hari pasar Rabu dan Sabtu di Pasar Petung, Kamis dan Minggu di Pasar Penajam Permai.
Pengemis yang diamankan Satpol PP itu bernama Ali Wafa, warga yang sesuai identitas dirinya berasal dari Arjasa, Jember, Jatim. Ia mengaku, selama setahun terakhir ini tinggal di rumah sewa milik seorang warga di Kompleks Perumahan BTN Km 4 Nenang, Kecamatan Penajam.
“Pekerjaan saya hanya mengemis dengan cara membaca Alquran. Surat yang hapal hanya surat Yasin dan surat-surat pendek lainnya itulah yang selama ini saya baca untuk mengharap sumbangan dan sedekah dari orang-orang yang lewat di hadapan saya saat saya membaca Alquran,” kata Ali Wafa kepada petugas Satpol PP yang membawanya ke markas satuan pengaman peraturan daerah (perda) itu.
Ali Wafa yang mengaku masih bujang ini semula berniat akan tinggal lebih lama lagi di daerah ini, namun setelah digelandang ke Markas Satpol PP niatnya untuk tinggal lebih lama itu berubah dengan rencana ingin pulang sekitar 3 hari lagi setelah dirinya tertangkap aparatur pemerintahan daerah.
“Hasil mengemis saya selama ini saya kirim buat menghidupi orang tua saya yang kini hanya tinggal seorang bapak saja, dan ibu saya telah lama meninggal dunia” kata bujangan yang berusia 28 tahun ini.
Setelah diberikan arahan oleh Kasi Ops Satpol PP Penajam Paser Utara Ady Irawan, Ali Wafa kemudian dilepas kembali sembari diminta jangan lagi melakukan aksi mengemis dengan cara apapun di daerah ini, karena melanggar perda. “Setelah ini saya berencana akan pulang ke Jember dan akan hidup seperti biasa sebagai seorang petani di kampung,” janjinya kepada petugas

Jumat, 25 Maret 2011

Pejabat Jangan Cuma Pintar Bicara

PENAJAM-Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Andi Harahap, berang pada acara Musyawarah Rencana Pembangunan  (Musrenbang) yang diadakan dilantai satu kantor Bupati, Kamis, ( 24/3) kemarin. Ia menilai banyak pejabat yang hanya pintar omong. Padahal, ia menginginkan pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bisa benar-benar meningkatkan etos kerja dengan sungguh-sungguh, untuk kepentingan  pembangunan daerah dan juga dalam pengawasan anak buahnya.
“Jadi pejabat pemerintah jangan hanya pintar bicara. Kepintaran harus diaplikasikan untuk peningkatan pembangunan untuk kepentingan rakyat,” tegas Bupati. Bupati menegaskan, bicara perlu, tapi harus sesuai dengan keperluan dan benar-benar dibuktikan di lapangan.
Memang, Bupati seakan gerah dengan beberapa SKPD yang belum mampu menjalankan kegiatan pemerintahan dengan baik dan benar. Terutama untuk administrasi. Beberapa SKPD sering mengalami kesulitan dan bahkan bingung saat ada pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) seperti yang terjadi baru-baru ini

Pelajaran Kurikulum masuk kurikulum Sekolah

PENAJAM -Masalah lalu lintas bukan hanya tanggung jawab Kepolisian, namun tanggung jawab bersama. Sementara ditingkat sekolah merupakan tanggung jawab para pendidik di sekolah dan bagi keluarga merupakan tanggung jawab para kepala rumah tangga dan masyarakat secara umum.
Kapolres Penajam Paser Utara AKBP Widaryanto menegaskan itu saat memberikan arahan pada Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara dengan Polres Penajam Paser Utara tentang Kurikulum Pendidikan Lalulintas Tahun 2011 di sekolah semua tingkatan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kamis (24/3), kemarin.
Acara tesebut dilaksanakan di Mapolres dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Rahman Nurhadi, para kepala sekolah SMA, SMK, SMP dan SD di daerah itu. MoU yang sama ditingkat nasional juga dilakukan Kapolri dengan Dirjen Pendidikan Menengah Atas di Jakarta.
Kapolres didampingi Kastlantas Usman Arief menyebutkan, Kepolisian juga telah proaktif melaporkan bila ada ruas-ruas jalan yang rusak berkoordinasi dengan pihak Dinas Perhubungan, yang secara berjenjang menyampaikan ke Bupati. Untuk ini juga Kepolisian melakukan kerja sama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga memasukkan Kurikulum Pendidikan Lalulintas bagi murid sekolah dari SD, SMP dan SMA dalam rangka memberikan kesadaran, pengetahuan serta pemahaman tentang pentingnya disiplin berlalu lintas.

Kamis, 24 Maret 2011

SUARA RAKYAT

"Pendidikan adalah masa depan bangsa". Kita seringkali mendengar ini dari pemerintah maupun pejabat di pusat-pusat pendidikan. Tetapi nyatanya bagaimana? Di negara ini pemerintah masih hanya membagi kurang dari 10% dari anggaran negara untuk pendidikan. Tetapi, kita beruntung karena, walapun anggarannya sangat sedikit tidak ada korupsi di bidang pendidikan - atau ada juga? Memang kalau ada koruptor di bidang pendidikan mereka berarti adalah kriminal yang paling jahat karena mereka tidak hanya mencuri harapan kita zaman kini tetapi juga mencuri masa depan bangsa. Malaysia membagi 25% dari anggaran negara untuk pendidikan, dan Thailand lebih banyak lagi.
Zaman dulu saya sudah sering mengikuti kegiatan proyek untuk meningkatakan mutu pendidikan di lapangan. Kelihatannya penataran untuk meningkatkan kemampuan guru dulu biasnya hanya percuma karena gurunya sering tidak didukung oleh sistem managemen sekolah dan keadaan kesejahteran di lapangan (hanya menjadi kegiatan DatangDudukDiamDuit-D4). Guru di kota besar, di luar kelas masih terpaksa menggunakan waktu yang seharusnya dibagi untuk persiapan bahan pengajar untuk mencari makan. Mereka juga harus membatasi pengeluaran tenaga di siang hari supaya masih dapat bekerja malam - tenaga dan semangat mengajar siang berati juga berkurang (soal ini sering diakui kepada saya).
Zaman sekarang ada paradigma baru dan banyak sekolah sudah mulai menjalankan sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Pelajaran Kontekstual (PAKEM) secara mandiri, atau oleh bantuan dari Pemerintah Daerah, atau dari bantuan Proyek seperti MBE Project.

MASYARAKAT PENAJAM JANGAN JADI PENONTON



 

MENJELANG Penilaian II Adipura yang diperkirakan akhir Maret atau awal April 2011 ini sejumlah instansi termasu Tim Penggerak PKK Penajam Paser Utara dipimpin Hj Andi Roslina Harahap menekankan kepada seluruh komponen masyarakat untuk turut mendukung program kebersihan, yang kini naik dari peringkat 8 tahun lalu menjadi peringkat 5 tahun ini.
“Saya menekankan kepada aparat pemerintahan ditingkat Kelurahan, RT hingga masyarakat dan rumah tangga yang berada diwilayah yang menjadi titik pantau penilaian II Adipura 2011 ini agar proaktif, mendukung aksi bersih lingkungan yang kini dimotori Bidang Kebersihan dan Pertamanan DPU dan Kimpraswil,” kata Hj Andi Roslina Harahap, kemarin.
Dia menyesalkan pada saat ada kegiatan gotong-royong membersihkan sejumlah tempat-tempat konsentrasi sampah yang dilakukan oleh aparat pemerintahan, masyarakat sekitar terkesan hanya menonton saja. “Saya harapkan kepada kita semua, termasuk rumah tangga dan pemukiman dan warganya agar menanamkan sikap rasa turut memiliki Kabupaten Penajam Paser Utara ini agar semangat kebersihan itu tetap terpelihara dan terjaga, sehingga selalu tercipta lingkungan bersih indah nyaman dan asri.

DPD KNPI dianggap Demisioner



 

PENAJAM-Dualisme kepemimpinankepengurusan organisasi berbasis pemuda Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) tingkat pusat, berimbas ke Penajam Paser Utara. Saat ini, kepengurusan DPD KNPI Penajam Paser Utara dibawah kepemimpinan Abdul Rauf dianggap demisioner, menyusul dibentuknya pengurus caretaker DPD KNPI Penajam Paser Utara pimpinan Rudiansyah.
“Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Musyawarah Provinsi KNPI Kaltim versi Kongres Ancol di Hotel Grand Tiga Mustika Balikpapan pada 19–20  Desember  2011. Selanjutnya kami selaku Pengurus Caretaker DPD KNPI  Kabupaten Penajam  Paser Utara menindaklanjuti hasil keputusan Musprov yang konstitusional,” kata Rudiansyah, kemarin.
“Hal ini perlu kami lakukan guna mengembalikan dan meluruskan marwah perjuangan pemuda yang tergabung dalam KNPI . Keberadaan DPD KNPI Penajam Paser Utara yang sampai saat ini masih meligitimasi dan berkoordinasi dengan DPD KNPI Kalimantan Timur  versi Kongres Bali yang telah dibekukan, adalah bentuk pembangkangan terhadap konstitusi,” ujarnya.
Ditegaskannya, caretaker ini dibentuk bukan untuk memecah belah persatuan pemuda melainkan lebih pada  meluruskan prinsip–prinsip organisasi yang konstitusional. Ada tujuh anggota caretaker. Rudiansyah dibantu Sekretaris Irawan Heru Suryanto, dan anggota Hendri Sutrisno, Bambang Muryanto, Hamzah, Mochammad Nasir.

Senin, 21 Maret 2011

BANGSA DI TAPAL BATAS

Ketika bangsa Indonesia memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional dan menyambut Proklamasi Kemerdekaan pada tahun ini, ada kejadian ”kecil” yang menarik tetapi sekaligus memalukan. Dalam kejadian yang ditayangkan MetroTV pada 8 April 2008 malam itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono marah karena beberapa pejabat yang mendengarkan pidatonya ternyata tidur pulas.
Mungkin beberapa pejabat itu tidur (atau tertidur) karena letih, bosan, atau karena nyamannya udara dalam ruangan berpenyejuk udara, atau karena alasan manusiawi lainnya. Kendati demikian, tidur di hadapan presiden dapat dipandang sebagai peristiwa yang tidak biasa. Tidur seperti itu bisa mencerminkan terserapnya seluruh kehidupan individu pada semata diri sendiri (self-absorbtion).
Kejadian kecil itu kita hayati sebagai kejadian besar ketika kita memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional dan menyambut Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini dengan kesadaran betapa para politikus, pejabat publik, dan warga bangsa di negeri ini juga diresapi fenomena absorbsi-diri. Bukankah kenyataan hidup hamparan warga bangsa ini kini ditandai secara tandas oleh kebiasaan efektif mereka untuk hidup bagi diri sendiri, mengutamakan keuntungan untuk diri sendiri, tak memikirkan nasib orang-orang lain, serta memanipulasi, mengeksploitasi, dan menindas orang- orang lain demi keuntungan diri sendiri? Inilah absurditas yang dihidupi terus oleh warga bangsa ini.
Absurditas itu terwakili oleh pertanyaan, ”Bagaimana orang- orang yang mengaku sebagai warga sebuah bangsa justru mengejawantahkan tindakan-tindakan nyata yang menandaskan bahwa mereka tidak mengakui pentingnya berbagi dengan sesama mereka yang sebangsa, tidak memikirkan kepentingan seluruh warga bangsa, dan tidak berbuat nyata untuk kesejahteraan seluruh rakyat?”
Absurditas itu terkuak jelas dalam kebiasaan mengorupsi uang yang mestinya diperuntukkan penyejahteraan rakyat, dalam kebiasaan pejabat memperkaya diri sendiri melalui jabatan publik yang sesungguhnya adalah kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepadanya untuk digunakan demi menyejahterakan rakyat. Juga kebiasaan mempraktikkan nepotisme dalam berbagi rezeki, kesempatan, dan jabatan, serta dalam kebiasaan memperlakukan orang-orang tertentu sebagai ”kelompokku” atau ”orang-orang kita” sembari memperlakukan orang-orang lain sebagai ”bukan kelompokku” atau ”bukan orang- orang kita”.
Hakikat memperingati Kebangkitan Nasional dan Proklamasi Kemerdekaan adalah merayakan proses menyatunya hamparan luas orang ke dalam sebuah bangsa yang disebut Indonesia. Sungguhkah kenyataan hidup kebangsaan Indonesia kini masih mengandung kelayakan yang memadai untuk memperingati proses itu?
Dipinjamkan rakyat
Kini kita justru melihat betapa cara warga bangsa ini memandang dan mengalami kehidupan nyata hari demi hari begitu sem- pit, terbatas, hanya selebar diri sendiri. Tata pandang dunia (worldview) tersebut bagaikan sebuah ruang yang besarnya hanya sebatas diri sendiri, tak memberikan kemungkinan bagi kehadiran orang-orang lain dan ”dunia lain”.
Tata pandang dunia yang sangat sempit itu makin terkuak jelas setiap kali para politikus, pejabat, dan warga bangsa di negeri ini melakukan kegiatan yang ujung akhirnya adalah kekuasaan dan uang. Salah satu contoh telak dan aktual adalah beberan perilaku para politikus, pejabat, dan warga bangsa dalam rangkuman kegiatan menyongsong pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum presiden serta wakil presiden tahun depan.
Dapat dirasakan betapa bangsa ini sedemikian lemah di hadapan kekuasaan dan uang. Kebiasaan menghayati kekuasaan dan uang sebagai peranti digdaya untuk memuaskan nafsu dan kepentingan diri sendiri begitu kuat, sedangkan tanggung jawab serta keniscayaan untuk menghayati kekuasaan dan uang sebagai peranti yang dipinjamkan oleh rakyat untuk menyejahterakan seluruh warga bangsa tanpa kecuali begitu lemah.
Seyogianya peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional dan Proklamasi Kemerdekaan tidak dihayati sebagai hura-hura emosional yang kosong belaka. Keduanya lebih patut dialami sebagai peringatan betapa kita niscaya mengatasi kebiasaan menghayati kekuasaan dan uang sebagai peranti digdaya untuk memuaskan nafsu dan kepentingan diri sendiri, dan menggantinya dengan kebiasaan baru untuk menghayati kekuasaan dan uang sebagai peranti yang dipinjamkan oleh rakyat untuk menyejahterakan seluruh warga bangsa Indonesia tanpa kecuali.
Peringatan itu bukan main- main. Absurditas absorbsi-diri menjadikan bangsa ini sebagai “bangsa di tapal batas” (a borderline nation), yaitu bangsa yang berada pada tapal batas tipis antara ”tetap ada” dan ”sedang sir- na”. Makna kontekstualnya: Kita sedang berada pada tapal batas tipis antara ”bangsa Indonesia yang tetap ada” dan ”bangsa Indonesia yang sedang sirna”. Agar bangsa Indonesia tetap ada (dan bertumbuh kembang), para politikus, pejabat, dan hamparan warga bangsa ini jangan terus menghidupi absorbsi-diri yang picik. Mereka niscaya keluar dari penjara sempit yang hanya selebar diri sendiri dan berbuat sebanyak mungkin bagi perwujudan kesejahteraan seluruh warga bangsa tanpa kecuali.

AGAMA ISLAM, TERTINGGI DALAM FALSAFAH PERJUANGAN MASYARAKAT BUTON

Masyarakat Buton yang dikenal memiliki prinsip hidup yang kuat sudah terpatri sejak zaman kesultanan. Bahkan, fanatisme yang digambarkan dalam falsafah hidup juga telah menjadi modal dalam menata sendi sendi peri kehidupan.
Bagaimana Buton yang dikenal dengan seribu satu misteri dalam prinsip hidup menjadi sebuah sumber kekuatan dalam menangkal berbagai bentuk rintangan?.  Bagaimana falsafah Hidup masyarakat Buton sehingga menjadi sebuah sumber kekuatan dalam segala sisi kehidupan?
.
Dalam sejarah perjuangan masyarakat Buton sejak peralihan Kerajaan menjadi Kesultanan, banyak rintangan yang dihadapi.
Kekalahan panglima Perang Tobelo (La Bolontio) oleh Sultan Buton I Murhum atau Laki Laponto menjadi titik nol sejarah lahirnya Kesultanan Buton sejak lehadiran Syaikh Maulana Sayid Abdul Wahid mengajarkan Syariat Islam di negeri Butuuni pada abad ke-13.
Penobatan Murhum sebagai Sultan I yang menandai peri kehidupan berlandaskan Islam tidak serta merta berjalan mulus.
Kekalahan Labolontio menuai dendam Kesultanan Ternate untuk menuntut balas. Kondisi ini tercatat dalam lembaran sejarah Buton di masa pemerintahan Sultan I Murhum yang dilantik pada tahun 1558 yang sebelumnya telah dilantik menjadi raja ke-6 pada 1538. Kala itu Sultan Murhum mengumumkan keadaan ‘Berkabung’ bagi negeri Buton yang dikenal dengan “Ya Barataamo yo Lipu” artinya negeri dalam keadaan genting atau darurat.
Peristiwa ini ditandai dengan kehadiran pasukan Tobelo dari kesultanan ternate yang ingin menggempur Buton dibawah pimpinan Sultan Baabullah. Di saat yang bersamaan Buton juga tengah menghadapi ancaman dari Kapal Perang Belanda.
Pasukan ternate ketika itu telah mengelilingi perairan sebelah utara Buton yang kini diabadikan dengan nama sebuah daerah yakni “Labuantobelo” artinya pelabuhan pasukan perang Tobelo.
Kondisi darurat itulah yang mengilhami terbentuknya 4 kerajaan Barata yang memperkuat barisan pertahanan Buton yakni Kaledupa, Tiworo, Muna dan Kulinsusu. Empat kerajaan barata ini diberi hak otonom untuk menangkal setiap serangan musuh yang dipimpin seorang Lakina (pemimpin setingkat raja).
Pada saat itu pula Sultan mengangkat dua orang kepala angkatan perang (Kapitalau) yang diberi tugas mengamankan kawasan barat (Kapitalau Sukanaeyo) dan timur (Kapitalau Matanaeo). Kapitalau Matanaeo diangkat La Kabaura dan Kapitalau Sukanaeyo diangkat Ketimanuru.
Di satu sisi, Buton menghadapi ancaman dari Tobelo dan di sisi lain juga menghadapi serangan dari Belanda. Saat itulah Sultan juga mengumandangkan beberapa untaian kalimat yang dikenal sebagai Falsafah Perjuangan Islam Buton yakni “Yinda Yindamo Arataa somanamo Karo artinya Korbankan harta demi keselamatan jiwa”, Yinda Yindamo karo somanamo Lipu artinya Korbankan Jiwa demi keselamatan negara”, Yinda Yindamo Lipu somanamo Sara artinya Korbankan negeri demi keselamatan pemerintah” dan Yinda Yindamo sara somanamo Agama artinya korbankan pemerintah demi keselamatan Agama”. Agama menempati posisi tertinggi setelah pemerintah, negeri, jiwa dan harta.
Dalam berbagai literatur sejarah menjelaskan, jika kejayaan Negeri Buton tetap dipertahankan agar seluruh pemimpinnya mengedepankan persaudaraan. Sebab, dengan persaudaraan akan muncul persatuan dan kesatuan. Ada pula yang mengharapkan bahwa setiap pemimpin di negeri Buton untuk mengedepankan Agama dalam menjalankan pemerintahan. Dengan cara tetap menyelaraskannya dengan tetap menjunjung tinggi budaya yang bernafaskan Islam.
Itulah sebabnya, Buton dan seluruh masyarakatnya meyakini jika kekuatan yang maha dahsyat hanya dari Sang Pencipta. Hal ini dapat diperoleh dengan semangat persaudaraan yang menyeimbangkan penerapan Budaya lokal warisan leluhur dalam nuansa Islam sebagaimana para pendahulu negeri ini menata kehidupan dengan bentuk pemerintahan Kesultanan yang identik dengan Islam. Oleh sebab itulah faktor Agama menjadi hal yang paling utama dalam falsafah perjuangan masyarakat Buton

Sabtu, 05 Maret 2011

Berawal dari Hal kecil yang menjadi luar biasa

Masalah kaum muda dalam masyarakat modern keduanya menjadi perhatian besar dan menjadi subjek penting untuk studi akademis. yang menjadi perhatian khusus yaitu kenakalan remaja alias juvenile delinquency, atau perilaku kriminal yang dilakukan oleh anak di bawah umur. Studi tentang kenakalan remaja adalah penting baik karena kerusakan yang diderita oleh korbannya maupun permasalahan yang dihadapi oleh pelakunya.Lebih dari 2 juta anak muda sekarang ditangkap setiap tahun untuk kejahatan yang serius, mulai berkeliaran sampai membunuh. Meskipun sebagian besar...

Pentingnya Olahraga Bagi Kesehatan Badan

Men sana in corpora sano, di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat! Itu merupakan slogan yang sangat berarti dalam upaya meningkatkan ketahanan hidup. Bahwa kita hidup tidak hanya membutuhkan badan yang sehat, melainkan juga jiwa yang sehat. Oleh karena itulah, maka kita perlu memahami pentingnya olahraga dalam menjaga kesehatan kita.

Ada hal utama yang perlu kita jaga dalam kehidupan kita, yaitu kesehatan. Kesehatan ini sangat mahal harganya sebab ketika kita kehilangan, maka kita harus membayar dalam jumlah uang yang besar. Saat kita sakit, pada saat itulah kita mengerti betapa pentingnya kesehatan bagi kita. Padahal, untuk dapat memperoleh kesehatan ternyata tidak sulit dan tidak mahal.

Selama ini kita sering mengabaikan pentingnya olahraga bagi kesehatan badan kita. Hal ini dapat kita lihat dari gaya hidup kita yang lepas kendali. Kita sudah mengabaikan gaya hidup sehat yang selama ini kita jadikan sebagai pola kehidupan kita. Terlalu banyak kegiatan yang harus kita lakukan sehingga sering melupakan dan mengabaikan usaha penyehatan diri. Dan, olahragapun tidak pernah lagi kita lakukan.

Mau Sehat, Lakukan Olahraga Rutin!

Jika kita bertanya kepada seseorang terkait dengan kesehatan, mereka pasti menginginkan kehidupannya penuh dengan kesehatan. Mereka tidak ingin kehilangan kesehatan. Tetapi, gaya hidup mereka sama sekali tidak mencerminkan gaya hidup sehat. Akibatnya, banyak dari mereka yang jatuh sakit dan justru tingkat sakitnya pada stadium tinggi. Kelihatan sehat, tetapi keropos di dalamnya.

Sekali lagi, harga kesehatan itu sangat mahal. Bisa jadi gaji sebulan yang kita dapatkan dari kerja, ludes untuk pengobatan sakit selama seminggu, bahkan sehari saja. Oleh karena itulah, maka sejak sekarang sebaiknya kita mengubah gaya hidup yang selama ini kita anut. Lakukan hal-hal yang positif dan hindari hal-hal negatif dalam kehidupan ini. Dan, seperti kita ketahui, untuk melakukan hal-hal positif ternyata lebih sulit dibandingkan dengan melakukan hal-hal negative. Seperti halnya untuk melakukan sesuatu yang menyehatkan badan lebih sulit daripada merusak kesehatan badan.

Bahwa sakit itu sangat terkait dengan gaya hidup kita. Setiap kali kita mengalami sakit, maka hal tersebut disebabkan karena gaya hidup kita yang kurang sehat. Misalnya, merokok atau suka minum minuman keras. Gaya hidup seperti ini sangat merugikan bagi badan kita. Ketika kita melakukan hal-hal tersebut, sebenarnya sedang meracuni tubuh kita. Lantas apa yang terjadi jika kita setiap saat meracuni tubuh kita?
Tindakan Preventif Terhadap Penyakit

Ada banyak orang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Bahwa mencegah agar kita tidak jatuh sakit, jauh lebih baik daripada mengobati sakit yang sudah mengendap dalam tubuh kita. Dan, memang kenyataannya dengan menjaga agar tidak sakit jauh lebih baik daripada kita harus mengobati rasa sakit yang ada di tubuh kita.

Dan, salah satu cara termudah untuk menjaga kesehatan adalah dengan melakukan olahraga secara rutin. Jika kegiatan ini kita lakukan secara intens, maka kita dapat mengetahui betapa pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh kita. Jika kita rutin berolahraga, maka tubuh kita akan terjaga kesehatannya.

Pada saat kita berolahraga, maka pada saat itu terjadi pembakaran lemak oleh panas tubuh. Akibatnya, lemak di bawah kulit ataupun dibawah daging terurai dan ikut keluar bersama keringat. Jika hal ini terus terjadi secara rutin, maka lemak di tubuh kita dapat berkurang secara maksimal. Dengan demikian, kita telah menjaga terbentuknya lemak di tubuh kita.

Sementara kita mengetahui bahwa lemak merupakan unsur yang sangat riskan bagi tubuh sebab lemak dapat menyebabkan meningkatnya unsur-unsur yang menyebabkan penyakit. Jika kita rutin olahraga, maka kesehatan yang kita dapatkan. Dan, ini artinya kita telah melakukan pencegahan terhadap segala penyakit yang mungkin dapat menjangkiti tubuh kita.

Olahraga Adalah Sarana Refreshing

Ya. Olahraga adalah sarana refreshing. Dengan mengikuti olahraga secara rutin dan intens, maka kita selalu segar, fresh. Hal ini karena setiap urat-urat tubuh kita selalu bergerak dan bekerja secara baik.

Gerakan dari setiap bagian tubuh merupakan upaya menyelenggarakan proses oksidasi sehingga carbon monoksida dapat segera bereaksi dengan oksigen. Dengan demikian, maka oksigen dapat diangkut ke jantung dan ke seluruh bagian tubuh.

Pada saat oksigen terkirim ke seluruh bagian tubuh, maka darah menjadi segar dan jika darah tersebut memasuki setiap jaringan tubuh, maka jaringan tersebut menjadi segar sebab darahnya mengandung oksigen.

Pada sisi lainnya, saat kita mengikuti olahraga, sebenarnya pada saat itu kita sedang melakukan refreshing, penyegaran atas kondisi diri. Hal ini karena pada saat berolahraga, ada banyak hal yang kita dapatkan. Misalnya jika olahraga dilakukan di tanah lapang, maka kita dapat menikmati hijaunya rerumputan atau pepohonan. Dan, kita merasakan kesegaran untuk hal tersebut.

Kamis, 03 Maret 2011

Kerja Sama bidang pendidikan Antara UGM dan PEMKAB Penajam Paser Utara

Pengunguman

Berita Penajam

PPU - Bagian Pembangunan Kabupaten Penajam Paser Utara menyatakan, anggaran belanja modal dalam APBD 2011 mencapai Rp830 miliar.
Kepala Bagian Pembangunan Kabupaten PPU Surodal Santoso mengatakan, pihaknya belum dapat merinci, jumlah serta nilai proyek pembangunan maupun proyek pengadaan yang akan dilelang, dari jumlah total anggaran belanja modal tersebut.
Pasalnya sampai saat ini, pihaknya baru menerima sekitar delapan rencana anggaran kegiatan atau rak, dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Sehingga SKPD dapat segera menyerap anggaran sesuai dengan nilai kegiatan pengadaan, atau kegiatan pembangunan yang direncanakan dalam RKA.
Surodal menambahkan, Prioritas Program Kegiatan Pembangunan 2011, lanjut Surodal, di antaranya melanjutkan pembangunan infrastruktur multiyears. Serta pembangunan sarana dan prasarana di tingkat lingkungan pedesaan, dan perumahan. yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Sedangkan realisasi penyerapan anggaran seluruh skpd pada tahun anggaran 2010 lalu, mencapai 84,7 persen. dan ditargetkan realisasi serapan anggaran tahun 2011 sekitar 70 persen.,